Sabtu, 08 Juni 2013

Oposisi Suriah: Iran Telah Menginvasi Suriah

  • Minggu, 9 Juni 2013 | 03:28 WIB
Pemimpin Dewan Nasional Suriah (SNC), George Sabra. | OZAN KOSE / AFP
ANKARA, KOMPAS.com - Pemimpin sementara kelompok posisi Suriah, Dewan Nasional Suriah (SNC), George Sabra mengatakan, komunitas internasional harus bertindak atas "invasi Iran" ke Suriah.

Dalam jumpa pers di Ankara, Turki, Sabra mengatakan, Iran dan kaki tangannya Hezbollah sedang menghancurkan keamanan nasional Suriah dan kawasan.

"Iran, Hezbollahm dan PM Irak Nuri al-Maliki ingin mengubah kawasan ini menjadi sebuah kelompok-kelompok perlawanan dan ingin menghancurkan perdamaian yang sudah lama dinikmati umat dari agama yang berbeda di kawasan ini," kata Sabra.

"Apa yang terjadi di Suriah akan membuka pintu untuk situasi sama di wilayah lain di kawasan ini," tambah Sabra.

Sabra menambahkan, kondisi yang terjadi di Suriah saat ini akan menutup inisiatif diplomatik untuk menyelesaikan konflik berdarah yang sudah berlangsung dua tahun itu.

"Saya katakan kepada Anda para penyerang, Suriah akan menanti Anda di setiap jalanan di negari kami," ancam Sabra mengindikasikan perlawanan oposisi yang lebih keras.

Sabra mendesak Liga Arab untuk menerbitkan aturan yang mengharuskan sebuah negara Arab harus membantu negara Arab lainnya yang tengah diserang negara lain.

"Para penyerang sudah menancapkan bendera hitam di masjid-masjid dan gereja-gereja kami di Suriah," kata Sabra merujuk pada kelompok Hezbollah yang sudah mengibarkan bendera mereka di Qusayr.

"Komunitas Internasional tak perlu lagi diyakinkan. Mereka sudah mengetahui faktanya. Itulah mengapa kami meminta mereka untuk ikut bertanggung jawab atas apa yang sudah terjadi," ujar Sabra.

Sementara itu, sekretaris jenderal SNC Mustafa al-Sabbagh, kondisi yang terjadi saat ini di Suriah merupakan bukti rezim berkuasa di negeri itu sudah jatuh.

"Indikator terbesarnya adalah kini kami memerangi Hezbollah dan Iran di tanah kami. Kami menuntut dunia internasional membuktikan komitmen mereka untuk mengakhiri konflik ini," kata Al-Sabbagh.
 
Sumber : Al Arabiya ;
http://internasional.kompas.com/read/2013/06/09/03280542/Oposisi.Suriah.Iran.Telah.Menginvasi.Suriah
Editor : Ervan Hardoko

Jumat, 07 Juni 2013

Kendaraan Lapis Baja Buatan Indonesia

Pindad APS-3 ANOA

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Pindad APS-3 "Anoa" 6x6
Panser side left.JPG
Pindad Panser Anoa
Tipe Pengangkut personel lapis baja (APC)
Negara asal Bendera Indonesia Indonesia
Sejarah pemakaian
Digunakan oleh TNI di Indonesia
Sejarah produksi
Perancang PT Pindad
Tahun 2006
Produsen PT Pindad
Diproduksi 2006
Jumlah produksi 150
Spesifikasi
Berat 11 ton, 14 ton (combat)
Panjang 6 m
Lebar 2.5 m
Tinggi 2.5 m / 2.9 m (varian FSV)
Awak 3 + 10 penumpang

Tempur Lapis baja Monocoque, STANAG 4569 level 3
Senjata
utama
Senapan mesin 12.7 mm, granat CIS 40 AGL
Senjata
pelengkap
2x3 66 mm peluncur granat asap
Jenis Mesin Renault MIDR 062045 diesel turbo-charged 6 silinder inline , paket pendingin Behr
320Hp, 2500 Rpm
Daya kuda/ton 22,85 HP/ton
Transmisi Otomatis, ZF S6HP502, 6 maju, 1 mundur
Suspensi Suspensi Independen, batang torsi
Ground clearance 40 cm
Kapasitas tangki 200 liter
Daya jelajah 600 km
Kecepatan 90 km/j
APS-3 "Anoa" (kependekan dari Angkut Personel Sedang-3; bahasa Inggris :Medium Personnel Carrier) adalah sebuah kendaraan militer lapis baja buatan PT Pindad (persero), Indonesia. Kendaraan ini dipergunakan untuk mengangkut personel atau dikenal dengan nama APC (Armoured personnel carrier), (bahasa Indonesia : Pengangkut personel lapis baja). Nama ANOA sendiri diambil dari nama hewan Anoa yang hidup di pulau sulawesi. APS 3 ini dinamai anoa, yang merupakan salah satu jenis kerbau asli Indonesia. Purwarupa pertama kali di perlihatkan ke publik pada ulang tahun ke 61 TNI pada 5 Oktober 2006 di markas besar TNI, Cilangkap.[1][2]

Daftar isi

Sejarah

Pindad APS-3 diperlihatkan secara resmi kepada publik pada Indo Defence & Aerosace 2008 pada tanggal 19 November [3] hingga 22 November, 2008 [4] setelah diperlihatkan pada parade militer TNI pada 5 Oktober 2008.[5]. Pada 30 Agustus 2008, 10 APS-3 telah diproduksi [6] dan rencananya akan diproduksi sebanyak 150 buah untuk TNI Angkatan Darat [7][8] untuk penugasan ANOA pada tahun 2009.[9]. 20 Panser ini diserahterimakan ke Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pertahanan, bagian dari kesepakatan dari 150 ke 40 unit saja karena krisis ekonomi.[10] 40 Panser tersebut akirnya dikirim sebagai komitmen PT Pindad untuk memenuhi pesanan total sebanyak 154 Panser.[11] 33 diserahkan kepada Kementrian Pertahanan pada 13 Januari 2010[12]. Pindad telah menerima suntikan dana pinjaman dari Bank Mandiri, Bank BNI 46 dan Bank BRI sebagai bagian dari pembayaran untuk manufaktur Panser-Panser tersebut [10]

Sejarah Penggunaan

Semenjak 9 April 2010 13 buah ANOA telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL [13]. ANOA 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara. Pada 15 November 2011 ANOA varian 6x6 yang menggunakan persenjataan Senapan Mesin Berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali. [14] ANOA juga dipakai oleh Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan presiden. Selain kegiatan resmi, ANOA juga dipakai untuk pengamanan car-free day di Bundaran HI. [15][16]

Pengembangan

Spesifikasi ANOA V2
Sejarah pengembangan Panser Pindad ini dimulai pada tahun 2003 sebagai hasil dari meningkatnya intervensi militer di provinsi Aceh. Selama Operasi Militer di Aceh, TNI Angkatan Darat meminta kendaraan angkut personel yang amatlah mendesak untuk transportasi pasukan.
Pindad merespon permintaan ini tahun 2004, dengan APR-1V (Angkut Personel Ringan) [17] sebuah kendaraan lapis baja yang berbasis sasis truk Isuzu. Tetapi, order selanjutnya untuk 26 kendaraan lanjutanya dibatalkan karena Tsunami 2004.
Pindad meneruskan pengembangan APS dengan bantuan dari BPPT[18]. Purwarupa berikutnya adalah Pindad APS-1, sebuah rancangan 6x6 yang didasarkan dari sasi truk Perkasa buatan PT Texmaco [19]. Meskipun tidak dipilih untuk diproduksi, pengalaman yang didapat dari pengembangan APS-1 meyakinkan Tentara Nasional Indonesia untuk memberi lampu hijau kepada Pindad untuk membuat generasi selanjutnya dari ranpur Panser, Pindad APS-2 dengan ongkos produksi sebesar 600 juta rupiah perbuah.
Tahun 2006 Pindad dan BPPT memulai pengembangan APS-3 yang tidak hanya bisa bermanuver di darat tetapi juga di perairan dangkal dan danau. Pengembangan ini menghasilkan varian 4x4, dan selanjutnya disempurnakan untuk diaplikasikan kemampuan amfibinya untuk varian 6x6. Ujicoba purwarupa pertama dilakukan awal tahun 2007, dan pada 10 Agustus 2008, 10 panser pertama APS-3 ANOA diproduksi. Tahun 2009, panser pertama diserahterimahkan kepada kementrian pertahanan. [19]
Karena performa ANOA yang bagus dan program kemandirian alutsista yang sedang digalakkan oleh Departemen Pertahanan [20] Pindad melanjutkan pengembangan kendaraan-kendaraan tempur yang berbasis dari templat ANOA seperti varian logistik, recovery, ambulans maupun varian kombatan yang bukan lagi dikategorikan sebagai kendaraan angkut personel seperti ANOA IFV dan ANOA Kanon. [21][22]
Pada kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia, Syafrie Syamsudin pada tanggal 20 Desember 2011, telah dimunculkan wujud terbaru dari varian ANOA yaitu varian kanon (yang diperbaharui) dan varian beroda rantai. [23] Varian beroda rantai ini tidak seperti varian kanon, masih termasuk sebagai ranpur angkut personel, perbedaan ada pada wujud dan spesifikasi dan bukanlah peran dalam pertempuran.

Rancangan

Panser ANOA dengan pelat keramik, panser ini sedang diujicobakan di peacekeeping centre terbaru di Bogor
ANOA APS-3 berbeda dengan pendahulunya (APS-1 dan APS-2) yang dikembangkan dari truk komersial. "Anoa" menggunakan badan berdesain monocoque berlapis baja. Sistem suspensi batang torsi baru dikembangkan untuk panser ini. Mesin dan transmisi menggunakan produk Renault dari Perancis. Sopir duduk disebelah kanan dan komandan duduk disebelah kiri dari kendaraan. Bentuk dan persenjataan ANOA amatlah mirip dengan kendaraan angkut personel buatan Prancis, VAB.[24] Perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka ANOA memiliki tingkat STANAG 3 level 3, yang berarti bisa menahan peluru kinetis hingga 7.62x51 mm Armor Piercing standar NATO dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s serta bisa menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan.
Persenjataan ANOA hingga saat ini ialah senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm, senapan Remote Weapon System berkaliber 7,62mm dan pelontar granat berkaliber 40 mm.[25][26] Untuk pertahanan diri ANOA dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2x3 66 mm. [24] Di masa datang, varian-varian lain ANOA akan menggunakan meriam 20 mm dengan tambahan senapan mesin 7,62 mm diatasnya untuk ANOA IFV dan meriam 90 mm CSE Cockerill MKII buatan Belgia untuk ANOA Kanon.[22] Sumber penggerak dari ANOA ialah Mesin dan Transmisi Renault, tetapi opsi lokal sedang dikembangkan lebih lanjut. Mesin Renault yang dimaksud ialah mesin disel turbocharged MIDR 062045 yang berkekuatan 320 tenaga kuda. ANOA juga memiliki sistem peniupan ban yang disentralisasi.[27]

Jenis jenis Pindad ANOA

Berikut ini adalah Varian-Varian yang sudah dan akan diproduksi oleh Pindad: [28][29][30]

ANOA 4x4

Kendaraan taktis (rantis) beroda 4 yang termasuk jenis Armored Personnel Carrier (APC). Hanya dibuat sebanyak 4 unit untuk TNI AD dan belum ada kabar penambahan unit untuk varian ini. [31]

ANOA 6x6

Versi beroda 6[32] yang paling banyak diproduksi, sebanyak 154 buah dibuat dan akan di gelar oleh TNI AD.[33] 13 unit ANOA bercat putih khas PBB dikirim ke Lebanon untuk misi perdamaian PBB [34] Model ANOA ini memiliki persenjataan standar 7.62 mm atau 12.7 mm yang dioperasikan secara tradisional, serta pelontar tabir asap berkaliber 66mm. [35]
Panser Pindad APS-3 Varian 6x6 pada Indo Defence 2008 menggunakan cat skema PBB
Model terbaru dari ANOA 6x6 adalah ANOA V2 yang memiliki peningkatan teknologi tanpa merubah bentuk fisik ANOA secara drastis. [35] ANOA V2 ini memiliki kelebihan yaitu kupola yang berbentuk cembung sehingga bisa memantulkan peluru dengan lebih efektif, sistem ramp door yang mampu berfungsi manual maupun otomatis (apabila terjadi malafungsi elektronik pintu masih dapat dibuka dengan tangan), kursi yang bisa dilipat, Remote Weapon System berkaliber 7.62 mm sehingga tidak perlu menembakan senapan mesin dari kupola secara manual, serta sistem keamanan jendela yang dipermudah-dulu hanya bisa menutup jendela pengaman dari luar, sekarang mampu dilakukan dari dalam [35]. Varian 6x6 mampu membawa 13 personel baik V1 maupun V2, Varian V2 juga memiliki waterjet yang memungkinkan pergerakan lebih lincah di perairan dangkal. [21].
Pada 2012 awal, ada penampakan ANOA yang menggunakan pelat keramik untuk perlindungan balistik tambahan. Tidak jelas pelat keramik ini buatan lokal atau impor dari Perancis atau Afrika Selatan seperti yang dipasang di APS VAB, menurut pengunggah foto pelat ini di impor dari Afrika Selatan. Kemungkinan besar kadar perlindungan dari pelat ini tidaklah jauh dari pelat keramik yang terpasang di saudara tuanya. [36]

ANOA 8x8

Versi beroda 8 juga sedang dikembangkan oleh Pindad tetapi masih berupa maket. Rupa dari maket tersebut amatlah berbeda dengan varian 6x6, menggunakan kanon seperti 6x6 versi kanon yang belum diketahui spesifikasinya. [37]
Penampakan purwarupa ANOA dengan roda rantai pada kunjungan Wamenhan ke Pindad

Varian Roda Rantai

Pada kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia, Syafrie Syamsudin pada tanggal 20 Desember 2011, telah dimunculkan wujud terbaru dari varian ANOA yaitu varian kanon dan varian beroda rantai. [23] Menurut redaksi di internet, varian ini memiliki spesifikasi yang mirip dengan varian 6x6, yaitu 10 penumpang, berat kosong 10 ton, ketebalan baja pelindung 10 mm dan daya jelajah 400 km. Rupa dari varian ini berbeda dengan varian 6x6, dengan siluet yang rendah dan lebih mengacu pada rancangan blok timur seperti BTR-50 dan BMP-3. [38]

ANOA Intai

ANOA dengan peruntukan intai dibuka kepada publik pada tahun 2011, memiliki persenjataan meriam berkaliber 20 mm beserta senapan mesin berat dan tabir asap. Belum jelas spesifikasi lanjut dari varian Intai ini selain persenjataan dan penampakan fisik.[39]

ANOA IFV

ANOA dengan peruntukan infantry fighting vehicle (Indonesia : kendaraan penempur infantri) yang tugasnya memberi bantuan tembakan dengan meriam berkaliber 20-30 mm, belum jelas rupa ranpur ini seperti apa. Menurut Production Manager Special Vehicle Division PT.Pindad, Yadi Kussuryadi, ranpur ini berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle). "Ranpur ini didesain untuk mengantisipasi kebutuhan Batalyon Infantri Mekanis", demikian jelas Yadi. Ranpur ini memiliki 5 kru yaitu 2 personel temur dan 3 personel pengoperasi kendaraan. ANOA varian ini ditujukan untuk batalion mekanis sebagai kendaraan tempur bantuan untuk pertempuran infantri. [22] “Rencananya kami akan melakukan kerja sama dengan Korea Selatan pada 2012,” kata Direktur Produk Manufaktur Tri Hardjono di Bandung Jawa Barat, Selasa (1/11) mengenai pengembangan panser kanon dan IFV. [40]

ANOA kanon

Panser ini merupakan proyek pengembangan panser Pindad ANOA 6x6 . Sistem turet canon panser ini menggunakan CSE-90/MK-III buatan CMI Defense, Belgia. CSE-90 berkaliber 90mm ini juga dilengkapi dengan senapan mesin coaxial 7,62mm.[41] Untuk perangkat komunikasi menggunakan Intercom set VHF/FM dengan fasilitas anti-jamming dan berkemampuan hopping channel. Peralatan pertempuran lainnya adalah teropong malam (Night Vision Google), GPS, dan perangkat sensor senjata. [42] Ada kemungkinan varian ini dinamai "tarantula" dan bekerja sama dengan Industri Pertahanan Korea Selatan dalam pengembanganya. [43] Varian ini ditujukan sebagai bantuan tembakan untuk batalion kavaleri. [22] Pada tanggal 20 Desember 2011 Wamenhan mengunjungi Pindad untuk melihat perkembangan riset disana, diperlihatkan wujud ANOA kanon yang lebih baru. [23]

Varian pendukung

Selain varian kombatan, ANOA juga memiliki varian lain seperti Angkut Medis, Angkut Logistik, Armored Recovery Vehicle (berfungsi sebagai penderek ranpur yang mengalami kesulitan bergerak atau kerusakan parah),varian mortir dan Rantis Kepolisian. [21]

Varian Ekspor

APS-3 ANOA versi ekspor dengan nama "Rimau" yang berarti Harimau untuk AB Malaysia
Malaysia berminat untuk membeli sejumlah ANOA dari PT Pindad dan diberi nama Rimau yang berarti harimau dalam Bahasa Melayu. Tidak jelas apa perbedaan dari varian ANOA 6x6 yang standar [44], kemungkinan besar perbedaan ada pada mesin yang tidak lagi menggunakan mesin Renault tetapi menggunakan mesin Mercedes yang kapasitasnya sama-sama 7000 cc dan 320 tenaga kuda. [45]

Pengguna

Kemungkinan pengguna

  •  Nepal: Nepal dilaporkan menunjukan ketertarikan untuk membeli 28 varian 6x6 juga untuk misi perdamaian PBB.[53]

Lihat juga

Kendaraan Sejenis

Kamis, 06 Juni 2013

Pesawat Buatan Dalam Negeri

N-250

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
N-250
N250.jpg
 Tipe Transpor Sipil
 Produsen IPTN/PT Dirgantara Indonesia
 Perancang IPTN
 Terbang perdana 10 Agustus 1995
 Diperkenalkan 1989
 Status prototipe
 Jumlah produksi 2 (PA-1 & PA-2)
Pesawat N-250 adalah pesawat regional komuter turboprop rancangan asli IPTN (Sekarang PT Dirgantara Indonesia,PT DI, Indonesian Aerospace), Indonesia. Menggunakan kode N yang berarti Nusantara menunjukkan bahwa desain, produksi dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia atau bahkan Nurtanio, yang merupakan pendiri dan perintis industri penerbangan di Indonesia. berbeda dengan pesawat sebelumnya seperti CN-235 dimana kode CN menunjukkan CASA-Nusantara atau CASA-Nurtanio, yang berarti pesawat itu dikerjakan secara patungan antara perusahaan CASA Spanyol dengan IPTN.
Pesawat ini merupakan primadona IPTN dalam usaha merebut pasar di kelas 50-70 penumpang dengan keunggulan yang dimiliki di kelasnya (saat diluncurkan pada tahun 1995). Menjadi bintang pameran pada saat Indonesian Air Show 1996 di Cengkareng. Namun akhirnya pesawat ini dihentikan produksinya setelah krisis ekonomi 1997. Rencananya program N-250 akan dibangun kembali oleh B.J. Habibie setelah mendapatkan persetujuan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan perubahan di Indonesia yang dianggap demokratis. Namun untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan daya saing harga di pasar internasional, beberapa performa yang dimilikinya dikurangi seperti penurunan kapasitas mesin,dan direncanakan dihilangkannya Sistem fly-by wire.
Pertimbangan B.J. Habibie untuk memproduksi pesawat itu (sekalipun sekarang dia bukan direktur IPTN) adalah diantaranya karena salah satu pesawat saingannya Fokker F-50 sudah tidak diproduksi lagi sejak keluaran perdananya 1985, karena perusahaan industrinya, Fokker Aviation di Belanda dinyatakan gulung tikar pada tahun 1996.

Daftar isi

Performa Pesawat

Gambar tiga sisi N-250
Pesawat ini menggunakan mesin turboprop 2439 KW dari Allison AE 2100 C buatan perusahaan Allison. Pesawat berbaling baling 6 bilah ini mampu terbang dengan kecepatan maksimal 610 km/jam (330 mil/jam) dan kecepatan ekonomis 555 km/jam yang merupakan kecepatan tertinggi di kelas turprop 50 penumpang. Ketinggian operasi 25.000 kaki (7620 meter) dengan daya jelajah 1480 km. (Pada pesawat baru, kapasitas mesin akan diturunkan yang akan menurunkan performa).

Berat dan Dimensi

  • Rentang Sayap : 28 meter
  • Panjang badan pesawat : 26,30 meter
  • Tinggi : 8,37 meter
  • Berat kosong : 13.665 kg
  • Berat maksimum saat take-off (lepas landas) : 22.000 kg
(Meski mesin N 250 diturunkan kemampuannya, dimensi tidak akan diubah)

Sejarah

Rencana pengembangan N-250 pertama kali diungkap PT IPTN (sekarang PT Dirgantara Indonesia, Indonesian Aerospace) pada Paris Air Show 1989. Pembuatan prototipe pesawat ini dengan teknologi fly by wire pertama di dunia dimulai pada tahun 1992.
N-250 rencananya akan dibuat empat pesawat prototipe (prototype aircraft - PA) yaitu PA-1, PA-2, PA-3, dan PA-4. Akan tetapi hanya dibuat 2 pesawat prototip saja menyusul diberhentikannya program pengembangan.
Saingan pesawat ini adalah ATR 42-500, Fokker F-50 dan Dash 8-300