Pindad APS-3 ANOA
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pindad APS-3 "Anoa" 6x6 |
Pindad Panser Anoa |
Tipe |
Pengangkut personel lapis baja (APC) |
Negara asal |
Indonesia |
Sejarah pemakaian |
Digunakan oleh |
TNI di Indonesia |
Sejarah produksi |
Perancang |
PT Pindad |
Tahun |
2006 |
Produsen |
PT Pindad |
Diproduksi |
2006 |
Jumlah produksi |
150 |
Spesifikasi |
Berat |
11 ton, 14 ton (combat) |
Panjang |
6 m |
Lebar |
2.5 m |
Tinggi |
2.5 m / 2.9 m (varian FSV) |
Awak |
3 + 10 penumpang |
|
Tempur |
Lapis baja Monocoque, STANAG 4569 level 3 |
Senjata
utama |
Senapan mesin 12.7 mm, granat CIS 40 AGL |
Senjata
pelengkap |
2x3 66 mm peluncur granat asap |
Jenis Mesin |
Renault MIDR 062045 diesel turbo-charged 6 silinder inline , paket pendingin Behr
320Hp, 2500 Rpm |
Daya kuda/ton |
22,85 HP/ton |
Transmisi |
Otomatis, ZF S6HP502, 6 maju, 1 mundur |
Suspensi |
Suspensi Independen, batang torsi |
Ground clearance |
40 cm |
Kapasitas tangki |
200 liter |
Daya jelajah |
600 km |
Kecepatan |
90 km/j |
APS-3 "Anoa" (kependekan dari
Angkut Personel Sedang-3;
bahasa Inggris :
Medium Personnel Carrier) adalah sebuah kendaraan militer lapis baja buatan PT
Pindad (persero), Indonesia. Kendaraan ini dipergunakan untuk mengangkut personel atau dikenal dengan nama
APC (Armoured personnel carrier), (
bahasa Indonesia : Pengangkut personel lapis baja). Nama ANOA sendiri diambil dari nama hewan
Anoa yang hidup di pulau sulawesi. APS 3 ini dinamai
anoa, yang merupakan salah satu jenis kerbau asli Indonesia. Purwarupa pertama kali di perlihatkan ke publik pada ulang tahun ke 61
TNI pada 5 Oktober 2006 di markas besar TNI, Cilangkap.
[1][2]
Sejarah
Pindad APS-3 diperlihatkan secara resmi kepada publik pada Indo Defence & Aerosace 2008 pada tanggal 19 November
[3] hingga 22 November, 2008
[4] setelah diperlihatkan pada parade militer TNI pada 5 Oktober 2008.
[5]. Pada 30 Agustus 2008, 10 APS-3 telah diproduksi
[6] dan rencananya akan diproduksi sebanyak 150 buah untuk
TNI Angkatan Darat [7][8] untuk penugasan ANOA pada tahun 2009.
[9].
20 Panser ini diserahterimakan ke Pemerintah Indonesia melalui
Kementrian Pertahanan, bagian dari kesepakatan dari 150 ke 40 unit saja
karena krisis ekonomi.
[10] 40 Panser tersebut akirnya dikirim sebagai komitmen PT Pindad untuk memenuhi pesanan total sebanyak 154 Panser.
[11] 33 diserahkan kepada Kementrian Pertahanan pada 13 Januari 2010
[12].
Pindad telah menerima suntikan dana pinjaman dari Bank Mandiri, Bank
BNI 46 dan Bank BRI sebagai bagian dari pembayaran untuk manufaktur
Panser-Panser tersebut
[10]
Sejarah Penggunaan
Semenjak 9 April 2010 13 buah ANOA telah digunakan untuk mengawal
misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI
Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL
[13].
ANOA 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan
penting negara. Pada 15 November 2011 ANOA varian 6x6 yang menggunakan
persenjataan Senapan Mesin Berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan
tempur untuk patroli dan penjagaan
ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua,
Bali.
[14]
ANOA juga dipakai oleh Paspampres untuk pengawalan kunjungan-kunjungan
presiden. Selain kegiatan resmi, ANOA juga dipakai untuk pengamanan
car-free day di Bundaran HI.
[15][16]
Pengembangan
Sejarah pengembangan Panser Pindad ini dimulai pada tahun
2003 sebagai hasil dari meningkatnya intervensi militer di provinsi
Aceh. Selama
Operasi Militer di Aceh,
TNI Angkatan Darat meminta
kendaraan angkut personel yang amatlah mendesak untuk transportasi pasukan.
Pindad merespon permintaan ini tahun
2004, dengan
APR-1V (Angkut Personel Ringan)
[17] sebuah kendaraan lapis baja yang berbasis sasis truk
Isuzu. Tetapi, order selanjutnya untuk 26 kendaraan lanjutanya dibatalkan karena
Tsunami 2004.
Pindad meneruskan pengembangan
APS dengan bantuan dari BPPT
[18]. Purwarupa berikutnya adalah
Pindad APS-1, sebuah rancangan 6x6 yang didasarkan dari sasi truk Perkasa buatan PT Texmaco
[19]. Meskipun tidak dipilih untuk diproduksi, pengalaman yang didapat dari pengembangan APS-1 meyakinkan
Tentara Nasional Indonesia untuk memberi lampu hijau kepada Pindad untuk membuat generasi selanjutnya dari ranpur Panser,
Pindad APS-2 dengan ongkos produksi sebesar 600 juta rupiah perbuah.
Tahun 2006 Pindad dan
BPPT memulai pengembangan APS-3 yang tidak hanya bisa bermanuver di darat tetapi juga di perairan dangkal dan
danau.
Pengembangan ini menghasilkan varian 4x4, dan selanjutnya disempurnakan
untuk diaplikasikan kemampuan amfibinya untuk varian 6x6. Ujicoba
purwarupa pertama dilakukan awal tahun 2007, dan pada 10 Agustus 2008,
10 panser pertama APS-3 ANOA diproduksi. Tahun 2009, panser pertama
diserahterimahkan kepada kementrian pertahanan.
[19]
Karena performa ANOA yang bagus dan program kemandirian alutsista yang sedang digalakkan oleh Departemen Pertahanan
[20] Pindad melanjutkan pengembangan kendaraan-kendaraan tempur yang berbasis dari templat ANOA seperti varian
logistik, recovery,
ambulans maupun varian kombatan yang bukan lagi dikategorikan sebagai kendaraan angkut personel seperti ANOA IFV dan ANOA Kanon.
[21][22]
Pada kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia,
Syafrie Syamsudin
pada tanggal 20 Desember 2011, telah dimunculkan wujud terbaru dari
varian ANOA yaitu varian kanon (yang diperbaharui) dan varian beroda
rantai.
[23]
Varian beroda rantai ini tidak seperti varian kanon, masih termasuk
sebagai ranpur angkut personel, perbedaan ada pada wujud dan spesifikasi
dan bukanlah peran dalam pertempuran.
Rancangan
Panser ANOA dengan pelat keramik, panser ini sedang diujicobakan di peacekeeping centre terbaru di
Bogor
ANOA APS-3 berbeda dengan pendahulunya (APS-1 dan APS-2) yang
dikembangkan dari truk komersial. "Anoa" menggunakan badan berdesain
monocoque berlapis baja. Sistem suspensi batang torsi baru dikembangkan untuk panser ini. Mesin dan transmisi menggunakan produk
Renault dari
Perancis.
Sopir duduk disebelah kanan dan komandan duduk disebelah kiri dari
kendaraan. Bentuk dan persenjataan ANOA amatlah mirip dengan kendaraan
angkut personel buatan Prancis,
VAB.
[24] Perlindungan yang diberikan oleh lapisan baja dan rangka ANOA memiliki tingkat
STANAG 3 level 3, yang berarti bisa menahan peluru kinetis hingga 7.62x51 mm
Armor Piercing standar
NATO
dari jarak 30 meter dengan kecepatan 930 m/s serta bisa menahan ledakan
ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah
badan.
Persenjataan ANOA hingga saat ini ialah senapan mesin berat kaliber 12,7 mm dan 7,62 mm, senapan
Remote Weapon System berkaliber 7,62mm dan pelontar granat berkaliber 40 mm.
[25][26] Untuk pertahanan diri ANOA dilengkapi dengan pelontar tabir asap 2x3 66 mm.
[24]
Di masa datang, varian-varian lain ANOA akan menggunakan meriam 20 mm
dengan tambahan senapan mesin 7,62 mm diatasnya untuk ANOA IFV dan
meriam 90 mm CSE Cockerill MKII buatan
Belgia untuk ANOA Kanon.
[22] Sumber penggerak dari ANOA ialah
Mesin dan
Transmisi Renault,
tetapi opsi lokal sedang dikembangkan lebih lanjut. Mesin Renault yang
dimaksud ialah mesin disel turbocharged MIDR 062045 yang berkekuatan 320
tenaga kuda. ANOA juga memiliki sistem peniupan ban yang
disentralisasi.
[27]
Jenis jenis Pindad ANOA
Berikut ini adalah Varian-Varian yang sudah dan akan diproduksi oleh
Pindad:
[28][29][30]
ANOA 4x4
Kendaraan taktis (rantis) beroda 4 yang termasuk jenis
Armored Personnel Carrier (APC). Hanya dibuat sebanyak 4 unit untuk TNI AD dan belum ada kabar penambahan unit untuk varian ini.
[31]
ANOA 6x6
Versi beroda 6
[32] yang paling banyak diproduksi, sebanyak 154 buah dibuat dan akan di gelar oleh TNI AD.
[33] 13 unit ANOA bercat putih khas PBB dikirim ke
Lebanon untuk misi perdamaian PBB
[34]
Model ANOA ini memiliki persenjataan standar 7.62 mm atau 12.7 mm yang
dioperasikan secara tradisional, serta pelontar tabir asap berkaliber
66mm.
[35]
Panser Pindad APS-3 Varian 6x6 pada Indo Defence 2008 menggunakan cat skema PBB
Model terbaru dari ANOA 6x6 adalah ANOA V2 yang memiliki peningkatan teknologi tanpa merubah bentuk fisik ANOA secara drastis.
[35]
ANOA V2 ini memiliki kelebihan yaitu kupola yang berbentuk cembung
sehingga bisa memantulkan peluru dengan lebih efektif, sistem
ramp door
yang mampu berfungsi manual maupun otomatis (apabila terjadi malafungsi
elektronik pintu masih dapat dibuka dengan tangan), kursi yang bisa
dilipat,
Remote Weapon System berkaliber 7.62 mm sehingga tidak
perlu menembakan senapan mesin dari kupola secara manual, serta sistem
keamanan jendela yang dipermudah-dulu hanya bisa menutup jendela
pengaman dari luar, sekarang mampu dilakukan dari dalam
[35]. Varian 6x6 mampu membawa 13 personel baik V1 maupun V2, Varian V2 juga memiliki
waterjet yang memungkinkan pergerakan lebih lincah di perairan dangkal.
[21].
Pada 2012 awal, ada penampakan ANOA yang menggunakan pelat keramik
untuk perlindungan balistik tambahan. Tidak jelas pelat keramik ini
buatan lokal atau impor dari Perancis atau Afrika Selatan seperti yang
dipasang di APS
VAB,
menurut pengunggah foto pelat ini di impor dari Afrika Selatan.
Kemungkinan besar kadar perlindungan dari pelat ini tidaklah jauh dari
pelat keramik yang terpasang di saudara tuanya.
[36]
ANOA 8x8
Versi beroda 8 juga sedang dikembangkan oleh Pindad tetapi masih
berupa maket. Rupa dari maket tersebut amatlah berbeda dengan varian
6x6, menggunakan kanon seperti 6x6 versi kanon yang belum diketahui
spesifikasinya.
[37]
Penampakan purwarupa ANOA dengan roda rantai pada kunjungan Wamenhan ke Pindad
Varian Roda Rantai
Pada kunjungan Wakil Menteri Pertahanan Indonesia,
Syafrie Syamsudin pada tanggal 20 Desember 2011, telah dimunculkan wujud terbaru dari varian ANOA yaitu varian kanon dan varian beroda rantai.
[23]
Menurut redaksi di internet, varian ini memiliki spesifikasi yang mirip
dengan varian 6x6, yaitu 10 penumpang, berat kosong 10 ton, ketebalan
baja pelindung 10 mm dan daya jelajah 400 km. Rupa dari varian ini
berbeda dengan varian 6x6, dengan siluet yang rendah dan lebih mengacu
pada rancangan blok timur seperti
BTR-50 dan
BMP-3.
[38]
ANOA Intai
ANOA dengan peruntukan
intai dibuka kepada publik pada tahun
2011, memiliki persenjataan meriam berkaliber 20 mm beserta senapan
mesin berat dan tabir asap. Belum jelas spesifikasi lanjut dari varian
Intai ini selain persenjataan dan penampakan fisik.
[39]
ANOA IFV
Artikel utama untuk bagian ini adalah:
ANOA IFV
ANOA dengan peruntukan
infantry fighting vehicle (Indonesia :
kendaraan penempur infantri) yang tugasnya memberi bantuan tembakan
dengan meriam berkaliber 20-30 mm, belum jelas rupa ranpur ini seperti
apa. Menurut Production Manager Special Vehicle Division PT.Pindad, Yadi
Kussuryadi, ranpur ini berjenis IFV (Infantry Fighting Vehicle).
"Ranpur ini didesain untuk mengantisipasi kebutuhan Batalyon Infantri
Mekanis", demikian jelas Yadi. Ranpur ini memiliki 5 kru yaitu 2
personel temur dan 3 personel pengoperasi kendaraan. ANOA varian ini
ditujukan untuk
batalion mekanis sebagai kendaraan tempur bantuan untuk pertempuran infantri.
[22]
“Rencananya kami akan melakukan kerja sama dengan Korea Selatan pada
2012,” kata Direktur Produk Manufaktur Tri Hardjono di Bandung Jawa
Barat, Selasa (1/11) mengenai pengembangan panser kanon dan IFV.
[40]
ANOA kanon
Panser ini merupakan proyek pengembangan panser Pindad ANOA 6x6 .
Sistem turet canon panser ini menggunakan CSE-90/MK-III buatan CMI
Defense, Belgia. CSE-90 berkaliber 90mm ini juga dilengkapi dengan
senapan mesin coaxial 7,62mm.
[41]
Untuk perangkat komunikasi menggunakan Intercom set VHF/FM dengan
fasilitas anti-jamming dan berkemampuan hopping channel. Peralatan
pertempuran lainnya adalah teropong malam (
Night Vision Google), GPS, dan perangkat sensor senjata.
[42] Ada kemungkinan varian ini dinamai "tarantula" dan bekerja sama dengan Industri Pertahanan
Korea Selatan dalam pengembanganya.
[43] Varian ini ditujukan sebagai bantuan tembakan untuk
batalion kavaleri.
[22]
Pada tanggal 20 Desember 2011 Wamenhan mengunjungi Pindad untuk melihat
perkembangan riset disana, diperlihatkan wujud ANOA kanon yang lebih
baru.
[23]
Varian pendukung
Selain varian kombatan, ANOA juga memiliki varian lain seperti Angkut Medis, Angkut Logistik,
Armored Recovery Vehicle (berfungsi sebagai penderek
ranpur yang mengalami kesulitan bergerak atau kerusakan parah),varian mortir dan Rantis Kepolisian.
[21]
Varian Ekspor
APS-3 ANOA versi ekspor dengan nama "Rimau" yang berarti Harimau untuk AB
Malaysia
Malaysia berminat untuk membeli sejumlah ANOA dari PT Pindad dan diberi nama
Rimau yang berarti harimau dalam
Bahasa Melayu. Tidak jelas apa perbedaan dari varian ANOA 6x6 yang standar
[44], kemungkinan besar perbedaan ada pada mesin yang tidak lagi menggunakan mesin
Renault tetapi menggunakan mesin
Mercedes yang kapasitasnya sama-sama 7000 cc dan 320 tenaga kuda.
[45]
Pengguna
Kemungkinan pengguna
- Nepal: Nepal dilaporkan menunjukan ketertarikan untuk membeli 28 varian 6x6 juga untuk misi perdamaian PBB.[53]
Lihat juga
Kendaraan Sejenis